Komit

            Masih aku bertanya-tanya apa sebenarnya arti sebuah komitmen dalam sebuah hubungan. Sejak tadi malam sebuah kata muncum dalam otakku dan aku mencoba mencari jawaban apa yang sebenarnya disebuat-sebuat sebuah komitmen itu. Apa yang seperti dia katakan tadi malam, aku malah berfikir itu sebuah syarat.
              KOMITMEN dapat dimaknakan dengan berpegang teguh dan fokus pada keputusan yang diambil, tanpa mempertanyakan apa-apa lagi, apapun keadaan yang akan berlangsung. Dan biasanya sesuatu yang akan membuat seseorang memikul resiko dan konsekuensi dari keputusannya tanpa mengeluh, dan menjalaninya dengan penuh rasa syukur sebagai bagian dari kehidupan yang terus berproses. Bukankah begitu?
           Komitmen disini adalah mencoba menerima apapun yang terjadi dengan segala kekurangan dan kelebihan yang mengiringinya. Misalkan saja, terdapat komitmen yang membuat seorang suami menerima istrinya dengan segala kekurangan dan kelemahannya tanpa menghakimi. Bersyukur ketika istrinya tampil menawan, dan sama bersyukurnya ketika sang istri mengenakan daster dengan wajah berminyak tanpa make-up. Lalu bersyukur ketika bentuk tubuh sang istri berubah setelah melahirkan, dan tetap setia memberinya kecupan cinta sambil berkata, "Kamu cantik". Suitt, suittt :D
              Ya. Itu hanya bagian kecil saja dari contoh arti sebuah komitmen. Karena komitmen bukan sekadar kata, melainkan sebuah sikap menerima segala konsekuensi yang ada di depan mata. Siap dan berani dalam menjalani segalanya dan tetap bertahan dalam kondisi terhimpit sekalipun menyesakkan dada.
              Sebab komitmen adalah janji yang terpatri dalam diri... Untuk selalu berjalan seiringan... Untuk bisa mengingat kembali kesepakatan yang telah ada sejak awal berkomitmen. KOMITMEN adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan, sekalipun ia belum dapat mengetahui hasil akhir dari tujuan tersebut. Berjerih payah dan berkorban demi menyelesaikan tujuannya, sekalipun semua orang meninggalkannya seorang diri.
          Terkadang, sebuah komitmen bisa membuat seseorang berani setia dan percaya, meskipun harapannya tidak kunjung terpenuhi dan tidak ada yang dapat dijadikan jaminan olehnya. Karena ia yakin... Bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan dengan kuatnya komitmen yang telah tertancapkan dalam dirinya. Hebat ya?!
           Dan menurutku, arti sebuah komitmen ialah sesuatu yang melampaui segala bentuk perbedaan, perselisihan maupun pertengkaran. Karena ia tidak dapat dihancurkan oleh kekurangan, kelemahan maupun keterbatasan lahiriah. Ketika kita mengatakan 'Aku berkomitmen', maka sejatinya kita harus berani mengikatkan diri dalam sebuah komitmen tersebut dan secara tidak langsung kita telah 'mati' terhadap kepentingan diri sendiri..
Jadi teringat akan sebuah firman Alloh, 
“Sungguh, orang-orang yang berjanji setia kepadamu, tiada lain dari berjanji setia kepada Alloh Alloh meletakkan tangan-Nya diatas tangan mereka. Tetapi barangsiapa melanggar janji, tiada lain dari melanggar janji terhadap dirinya sendiri. Dan barang siapa menepati janji yang dijanjikannya kepada Alloh, Alloh akan memberinya pahala berlimpah”. (Qs Al-Fath: 10)
            Meski menyatakan sebuah janji adalah pekerjaan yang sangat mudah, namun menepati janjinya adalah sebuah langkah emas yang mampu meraih kepercayaan yang sangat tinggi nilainya bagi orang lain. Mungkin hanya sebuah janji kecil, tapi sesungguhnya hal tersebut sangat berpengaruh pada kredibilitas seseorang. Waw, kenapa begitu? Berjanji adalah suatu hal yang amat penting, begitu pentingnya sampai–sampai mendapat perhatian serius dari Alloh melalui ayat di atas. Sebaliknya, tidak menepati janji adalah suatu langkah yang sangat mematikan kredibilitas seseorang. Oleh karena itu, janganlah berjanji sekiranya kita yakin tidak bisa menepatinya.
            Coba bayangkan, jika ada yang berjanji pada kita namun tak ditepatinya? Tentu kita akan kecewa kan? Nah ketahuilah, begitupula ketika kita sedang berjanji maka sesungguhnya kita menarik energi suara hati orang lain secara besar-besaran, yang dinamakan dengan harapan. Lalu energi itu kita bawa pulang, dan jika tidak dikembalikan ke sumbernya, keseimbangan orang lain akan terganggu. Harapan (akan realisasi janji) tersebut telah kita tarik, dan belum kita kembalikan (janji belum terealisasi). Pasti akan menyedihkan jika barang kita diambil lalu belum dikembalikan juga... 
              So... Janji kecil yang mungkin secara tidak sadar kita lupakan padahal itu adalah sebuah komitmen awal yang telah dibangun, sungguh-sungguh bisa menarik habis tingkat kepercayaan seseorang. Ya, dan itulah yang menarik habis energi “HARAPAN” suara hati seseorang, dan belum sempat mengembalikannya. Bagaimana jika sudah begitu???. Jadi, mungkin tadi malam adalah sebuah komitmen pula, secara tidak langsung.

untitle

         Apa yang akan kamu lakukan ketika duniamu tak lagi berarti seperti dulu. Semua seperti di serap oleh "Dementor", habis tak tersisa. Tahun ini benar-benar menjadi tahun kejatuhanku. Tak tau sampaik kapan akan seperti ini. Aku mulai tak percaya lagi dengan manusia. Penghianat itu sudah merusak segalanya, tak ada maaf, tak ada ampun, yang ada kini hanya DENDAM.
        Keadaan ini mengingatkanku pada sebuah novel SUPERNOVA karya DEE. "Kesatria, Putri, dan Bintang jatuh" di awal cerita seolah-olah saya dibuat benci kepada Bintang jatuh. tapi ternyata saya salah, saya benci sikap kesatria seperti itu, seseorang yang jelas bukan miliknya diam-diam dia ambil, kejam. tapi saya salut dengan putri yang dia sadar siapa dirinya, meskipun saya juga salaut dengan kesatria yang menerima akhir segalanya.
        Ternyata saya salah akan satu hal, saya salah beranggapan tentang cinta, cinta itu ternya bukan soal "pengorbanan", tapi cinta itu sebuah tiket menuju "kebebasan". Kebebasan, ya, kebebasan. Tapi apa mungkin sebuah kebebasan tak bisa di iringi dengan sebuah komitmen. sebuah tujuan, akan di bawa kemana sebuah hubungan itu. Bakalan banyak sisi yang ikut muncul, sisi yang sebenarnya pasti ada, tapi nggak di harapkan. Nah, di sanalah gunanya komitmen.
         Tapi, percuma. saya sudah terpukul dengan kata "Jalani Saja". mungkin semua yang saya hadapi akan saya jalani saja. nggak akan ada naik turunnya, flat. Mungkin saat ini kamu ngerasa saya berubah, semua keadaan sudah berubah. Semuanya tak lagi sama. Kamu pun berubah, keadaan, suasana. tapi y sudah lah, pelajaran baru bagi saya untuk menuju sebuah kedewasaan. seperti hal yang saya katakan di atas. cinta bukan hanya soal pengorbanan, tapi kebebasan dan komitmen sebagai penguat kepercayaan menuju sebuah kebebasan, supaya tak ada sisi lain yang muncul, dimana sisi tersebut tak di inginkan.

semuanya bukan soal kamu, tapi ini saya. kita yang dulu tak tau dimana, bagiku, ini bukan kita, karena ada sisi lain yang tak di inginkan sedang masuk merusak kita.

Test

TEST

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Muh_Zamrozi_Muh

Template by : Muh_Zaam / powered by :blogger